Kebiasaan merokok mungkin merupakan suatu hal yang paling disesali oleh Niko Rizky Ananda, yang pada Juli lalu nyaris kehilangan sebelah paru-parunya disebabkan oleh pneumothorax spontan. Pria berumur 24 tahun asal Lampung itu pun membagikan kisah hidupnya melalui media sosial, yang kemudian menjadi viral. Selain berbagi kisah, Niko juga berpesan kepada para perokok untuk segera berhenti dari kebiasaan merokok.
Dalam berbagai pemberitaan, sang istri, Dea, bercerita bahwa sebelumnya Niko memang memiliki kebiasaan merokok yang cukup aktif. Dalam sehari, Niko bisa menghabiskan 1 bungkus rokok. Hingga kemudian secara tiba-tiba suaminya tersebut mengeluhkan rasa sakit di bagian dada yang amat sangat.
Ketika dibawa pergi berobat, dokter menjelaskan bahwa di dalam paru-parunya Niko terdapat angin, dan paru-paru sebelah kirinya kolaps. Kondisi ini akhirnya harus membuat Niko dirujuk ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, dokter mendiagnosis Niko mengidap gejala pneumothorax spontan, lalu menginstruksikan untuk mengebor dan memasang selang pada paru-paru sebelah kirinya.
Kini, Niko sudah diperbolehkan pulang dan selang pada dadanya sudah dicabut, namun kondisinya masih belum pulih sepenuhnya. Dokter pun menyarankan agar Niko selalu rajin meniup balon, supaya paru-parunya berkembang dan dapat tetap berfungsi.
Nyeri pada dada merupakan gejala utama dari pneumothorax. Sementara itu gejala-gejala umum lainnya yang dapat menyertai gejala ini adalah:
- Sesak napas atau dyspnea;
- Keluar keringat dingin;
- Sensasi tertarik (tightness) di dada;
- Membiru, atau sianosis;
- Takikardia berat, atau denyut jantung cepat.
Pneumothorax spontan adalah termasuk salah satu jenis pneumothorax non trauma, yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa diawali cedera apapun. Sementara jenis lainnya dari gejala ini adalah pneumothorax trauma, yang diakibatkan oleh cedera pada dinding paru-paru atau dada.
Bukan hanya berdasarkan penyebabnya saja, secara umum pneumothorax juga terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Gejala Pneumothorax primer dialami oleh orang yang sehat, maksudnya tidak memiliki riwayat penyakit paru apapun. Sementara itu, pneumothorax sekunder adalah jenis yang terjadi sebagai komplikasi dari salah satu penyakit paru tertentu.
Pada kasus Pneumothorax Spontan yang ringan, atau hanya sebagian kecil saja paru-paru yang kolaps, maka penanganan bisa dilakukan dengan cara selalu memantau kondisi pengidap secara saksama, selama 1-2 minggu. Selama masa pemantauan, dokter akan menyarankan kepada pengidap untuk menjalani pemeriksaan Rontgen secara berkala, dan pemberian oksigen melalui masker jika pengidap mengeluh kesulitan bernapas atau kadar oksigen dalam tubuhnya menurun.
Namun, jika kondisi kolaps paru sudah terlalu luas, biasanya dokter akan melakukan tindakan untuk mengeluarkan timbunan udara. Caranya, dengan memasukkan selang melalui rongga dada, yakni pada sela-sela antara tulang iga agar tekanan berkurang dan bentuk paru-paru bisa kembali seperti semula. Tindakan inilah yang dilakukan dokter terhadap Niko.
Metode penanganan lainnya yang bisa dilakukan untuk pneumothorax adalah operasi. Prosedur ini biasanya dilakukan jika metode pengobatan lainnya tidak membuahkan hasil. Dalam hal ini, operasi dilakukan dalam rangka memperbaiki bagian paru yang pecah, kemudian menutupnya kembali. Selain itu, dokter dapat juga menerapkankan pleurodesis, apalagi jika kondisinya berulang. Dalam prosedur ini, dokter akan membuat kedua pleura melekat, sehingga udara tidak dapat lagi masuk ke rongga pleura.
Referensi:
John Wayne Cancer Institute. Diakses pada tahun 2019. Spontaneous Pneumothorax
Mayo Clinic. Diakses pada tahun 2019. Pneumothorax
Medical News Today. Diakses pada tahun 2019. Pneumothorax: Causes, symptoms, and treatment
"Minta do'a nya kawan, biar niko kuat dan cepet sembuh. Buat kalian yg masih merokok niko yg udah ngerasain gimana rasanya saat paru2 kalian ngga berfungsi. Sumpah rasanya sakit dan cara ngobatinnya bakalan nyiksa kalian berhari2," tulis Niko di akun Facebook-nya, yang saat ini sudah dibagikan lebih dari 20 ribu kali.
Dalam berbagai pemberitaan, sang istri, Dea, bercerita bahwa sebelumnya Niko memang memiliki kebiasaan merokok yang cukup aktif. Dalam sehari, Niko bisa menghabiskan 1 bungkus rokok. Hingga kemudian secara tiba-tiba suaminya tersebut mengeluhkan rasa sakit di bagian dada yang amat sangat.
Ketika dibawa pergi berobat, dokter menjelaskan bahwa di dalam paru-parunya Niko terdapat angin, dan paru-paru sebelah kirinya kolaps. Kondisi ini akhirnya harus membuat Niko dirujuk ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, dokter mendiagnosis Niko mengidap gejala pneumothorax spontan, lalu menginstruksikan untuk mengebor dan memasang selang pada paru-paru sebelah kirinya.
Kini, Niko sudah diperbolehkan pulang dan selang pada dadanya sudah dicabut, namun kondisinya masih belum pulih sepenuhnya. Dokter pun menyarankan agar Niko selalu rajin meniup balon, supaya paru-parunya berkembang dan dapat tetap berfungsi.
Lebih Lanjut Tentang Pneumothorax Spontan
Pneumothorax spontan adalah penyakit yang membuat kolaps paru-paru Niko. Penyakit ini merupakan kondisi gawat darurat yang bisa mengancam nyawa bila tidak segera ditangani dengan cepat. Pneumothorax merupakan istilah medis pada kondisi paru-paru yang kolaps. Kondisi ini terjadi saat udara masuk ke ruang di antara paru-paru dan lapisan pleura.Nyeri pada dada merupakan gejala utama dari pneumothorax. Sementara itu gejala-gejala umum lainnya yang dapat menyertai gejala ini adalah:
- Sesak napas atau dyspnea;
- Keluar keringat dingin;
- Sensasi tertarik (tightness) di dada;
- Membiru, atau sianosis;
- Takikardia berat, atau denyut jantung cepat.
Pneumothorax spontan adalah termasuk salah satu jenis pneumothorax non trauma, yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa diawali cedera apapun. Sementara jenis lainnya dari gejala ini adalah pneumothorax trauma, yang diakibatkan oleh cedera pada dinding paru-paru atau dada.
Bukan hanya berdasarkan penyebabnya saja, secara umum pneumothorax juga terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Gejala Pneumothorax primer dialami oleh orang yang sehat, maksudnya tidak memiliki riwayat penyakit paru apapun. Sementara itu, pneumothorax sekunder adalah jenis yang terjadi sebagai komplikasi dari salah satu penyakit paru tertentu.
Pilihan Pengobatan Untuk Pneumothorax Spontan
Pengobatan untuk pneumothorax, apapun jenisnya, dilakukan untuk mengurangi tekanan pada paru-paru, sehingga organ ini dapat mengembang. Jenis tindakan yang perlu dilakukan biasanya ditentukan berdasarkan tingkat keparahan pneumothorax yang dialami.Pada kasus Pneumothorax Spontan yang ringan, atau hanya sebagian kecil saja paru-paru yang kolaps, maka penanganan bisa dilakukan dengan cara selalu memantau kondisi pengidap secara saksama, selama 1-2 minggu. Selama masa pemantauan, dokter akan menyarankan kepada pengidap untuk menjalani pemeriksaan Rontgen secara berkala, dan pemberian oksigen melalui masker jika pengidap mengeluh kesulitan bernapas atau kadar oksigen dalam tubuhnya menurun.
Namun, jika kondisi kolaps paru sudah terlalu luas, biasanya dokter akan melakukan tindakan untuk mengeluarkan timbunan udara. Caranya, dengan memasukkan selang melalui rongga dada, yakni pada sela-sela antara tulang iga agar tekanan berkurang dan bentuk paru-paru bisa kembali seperti semula. Tindakan inilah yang dilakukan dokter terhadap Niko.
Metode penanganan lainnya yang bisa dilakukan untuk pneumothorax adalah operasi. Prosedur ini biasanya dilakukan jika metode pengobatan lainnya tidak membuahkan hasil. Dalam hal ini, operasi dilakukan dalam rangka memperbaiki bagian paru yang pecah, kemudian menutupnya kembali. Selain itu, dokter dapat juga menerapkankan pleurodesis, apalagi jika kondisinya berulang. Dalam prosedur ini, dokter akan membuat kedua pleura melekat, sehingga udara tidak dapat lagi masuk ke rongga pleura.
Referensi:
John Wayne Cancer Institute. Diakses pada tahun 2019. Spontaneous Pneumothorax
Mayo Clinic. Diakses pada tahun 2019. Pneumothorax
Medical News Today. Diakses pada tahun 2019. Pneumothorax: Causes, symptoms, and treatment