Apakah Anda termasuk orang yang suka menyeruput teh dalam ketika masih panas? Bagi Anda yang sering melakukan kebiasaan ini, sepertinya harus waspada. Sebab, menurut beberapa studi yang telah dilakukan, kebiasan mengkonsumsi teh dalam kondisi panas dapat meningkatkan resiko kanker esofagus.
Kanker esofagus merupakan gejala yang terjadi akibat pertumbuhan abnormal jaringan epitel pada bagian kerongkongan (esofagus). Kanker yang satu ini bisa terjadi di bagian kerongkongan manapun, tetapi seringnya terjadi di bagian bawah.
Lalu tahukah Anda, apa hubungannya antara teh panas dengan kanker jenis ini?
Selanjutnya akan terjadi gejala rasa nyeri, sensasi terbakar, atau perasaan tidak nyaman dalam dada saat menelan, batuk atau suara serak, bau tidak sedap pada mulut, serta cegukan bisa terjadi ketika tumor menyebar ke diafragma.
Pada tahap awal, kanker jenis ini biasanya tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga cukup sulit untuk dideteksi. Namun bila seseorang mempunyai faktor resiko untuk mengidap kanker ini, seperti terdiagnosis penyakit Esofagus Barrett, cobalah konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan sedini mungkin.
Selain mutasi DNA, terdapat berbagai faktor lain yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker yang satu ini, antara lain adalah:
- Usia, umumnya terjadi pada orang dengan rentang usia 50–70 tahun dan jarang terjadi di usia muda.
- Jenis kelamin, lebih banyak terjadi pada laki-laki.
- Etnisitas atau ras, pria kulit putih lebih beresiko terkena gejala.
- Orang yang memiliki riwayat penyakit GERD (asam lambung naik hingga kerongkongan).
- Merokok dapat meningkatkan resiko 3-7 kali lipat.
- Diet tinggi daging merah, lemak, dan makanan olahan.
- Konsumsi alkohol yang berlebihan (terkait dengan peningkatan resiko 3-5 kali lipat).
- Pemakaian obat-obatan, agen antikolinergik, serta aminofilin.
- Terjadi kelainan pada esofagus, misalnya divertikulitis, esofagus Barrett, cedera, achalasia (otot kerongkongan tidak mampu relaksasi).
- Riwayat kanker kepala dan leher.
- Obesitas atau kegemukan.
- Radiasi.
Pertanyaannya adalah seberapa panaskah teh yang dianggap berbahaya yang dimaksud? Menurut para ahli epidemiologi di Peking University Health Science Center, Beijing, suhu air yang dianggap berbahaya adalah 65 derajat Celsius ke atas.
Sayangnya, hingga saat ini para ahli masih belum mengetahui pasti hubungan antara minuman panas dengan kanker. Tetapi, ada dugaan bahwa sering mengkonsumsi cairan panas akan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada sel-sel di dinding bagian kerongkongan. Selain minuman panas, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman mengandung alkohol juga dapat merusak DNA pada sel esofagus.
Kemudian ada juga penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Tehran University of Medical Sciences, seperti dipublikasikan dalam International Journal of Cancer. Penelitian tersebut mengungkap bukti kuat yang menjawab bahwa minum teh atau kopi panas bisa meningkatkan resiko terkena kanker esofagus.
Nah, yang perlu ditegaskan dalam beberapa pernyataan tersebut adalah ternyata tidak hanya teh panas saja yang dapat meningkatkan resiko kanker tersebut, namun minuman panas lainnya juga mesti waspada untuk mengkonsumsinya.
Kanker esofagus merupakan gejala yang terjadi akibat pertumbuhan abnormal jaringan epitel pada bagian kerongkongan (esofagus). Kanker yang satu ini bisa terjadi di bagian kerongkongan manapun, tetapi seringnya terjadi di bagian bawah.
Lalu tahukah Anda, apa hubungannya antara teh panas dengan kanker jenis ini?
Ditandai Beberapa Gejala
Stadium awal kanker esophagus mungkin tidak nampak ada gejala. Keluhan yang terjadi biasaya adalah nyeri atau kesulitan menelan makanan padat dan akhirnya cairan berat badan turun lebih dari 10 persen selama enam bulan.Selanjutnya akan terjadi gejala rasa nyeri, sensasi terbakar, atau perasaan tidak nyaman dalam dada saat menelan, batuk atau suara serak, bau tidak sedap pada mulut, serta cegukan bisa terjadi ketika tumor menyebar ke diafragma.
Pada tahap awal, kanker jenis ini biasanya tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga cukup sulit untuk dideteksi. Namun bila seseorang mempunyai faktor resiko untuk mengidap kanker ini, seperti terdiagnosis penyakit Esofagus Barrett, cobalah konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan sedini mungkin.
Awasi Penyebab Dan Faktor Resikonya
Sampai sekarang penyebab pasti kanker ini masih belum dapat diketahui. Meskipun demikian, ada dugaan bahwa penyebab utama terjadinya kanker esofagus adalah mutasi pada DNA jaringan epitel esofagus. Mutasi ini akan mengakibatkan proses regenerasi sel epitel menjadi abnormal dan tidak terkontol.Selain mutasi DNA, terdapat berbagai faktor lain yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker yang satu ini, antara lain adalah:
- Usia, umumnya terjadi pada orang dengan rentang usia 50–70 tahun dan jarang terjadi di usia muda.
- Jenis kelamin, lebih banyak terjadi pada laki-laki.
- Etnisitas atau ras, pria kulit putih lebih beresiko terkena gejala.
- Orang yang memiliki riwayat penyakit GERD (asam lambung naik hingga kerongkongan).
- Merokok dapat meningkatkan resiko 3-7 kali lipat.
- Diet tinggi daging merah, lemak, dan makanan olahan.
- Konsumsi alkohol yang berlebihan (terkait dengan peningkatan resiko 3-5 kali lipat).
- Pemakaian obat-obatan, agen antikolinergik, serta aminofilin.
- Terjadi kelainan pada esofagus, misalnya divertikulitis, esofagus Barrett, cedera, achalasia (otot kerongkongan tidak mampu relaksasi).
- Riwayat kanker kepala dan leher.
- Obesitas atau kegemukan.
- Radiasi.
Teh Panas Tingkatkan Resiko Kanker?
Selain beberapa faktor yang telah Edufarinfo jelaskan di atas, ternyata ada juga faktor lain yang dapat memicu penyakit kanker ini. Menurut penelitian yang berasal dari negara China, kebiasaan mengkonsumsi teh panas lalu ditambah lagi dengan kebiasaan merokok serta sering minum alkohol, dapat meningkatkan 5 kali lipat resiko kanker esofagus.Pertanyaannya adalah seberapa panaskah teh yang dianggap berbahaya yang dimaksud? Menurut para ahli epidemiologi di Peking University Health Science Center, Beijing, suhu air yang dianggap berbahaya adalah 65 derajat Celsius ke atas.
Sayangnya, hingga saat ini para ahli masih belum mengetahui pasti hubungan antara minuman panas dengan kanker. Tetapi, ada dugaan bahwa sering mengkonsumsi cairan panas akan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada sel-sel di dinding bagian kerongkongan. Selain minuman panas, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman mengandung alkohol juga dapat merusak DNA pada sel esofagus.
Kemudian ada juga penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Tehran University of Medical Sciences, seperti dipublikasikan dalam International Journal of Cancer. Penelitian tersebut mengungkap bukti kuat yang menjawab bahwa minum teh atau kopi panas bisa meningkatkan resiko terkena kanker esofagus.
Nah, yang perlu ditegaskan dalam beberapa pernyataan tersebut adalah ternyata tidak hanya teh panas saja yang dapat meningkatkan resiko kanker tersebut, namun minuman panas lainnya juga mesti waspada untuk mengkonsumsinya.