Terkadang sariawan memang tidak bisa dianggap sepele, apalagi jika sudah dialami lebih dari satu bulan karena bisa jadi hal tersebut termasuk pertanda kanker mulut.
Menurut dia, selain sariawan dirasakan lebih dari satu bulan, gejala kanker mulut juga ditandai dengan adaya rasa sakit pada rongga mulut yang tidak kunjung sembuh, pembengkakan pada dagu akibat kelenjar limfa submandibular yang membengkak.
Tanda lainnya, rasa mengganjal di tenggorokan yang lama hilang, kesulitan mengunyah dan menelan, gigi goyang atau tanggal di sekitar tumor, muncul benjolan pada leher, penurunan berat badan serta bau mulut.
Menurut sebuah laman, kanker mulut terbentuk ketika sel-sel pada bibir atau mulut mengalami perubahan (mutasi) pada DNA. Sel kanker mulut abnormal yang terkumpul bisa membentuk tumor dan seiring waktu akan menyebar ke dalam mulut dan ke area lain di kepala dan leher atau bagian tubuh lainnya.
Ada sederet faktor yang bisa meningkatkan risiko orang terkena kanker mulut meliputi kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, bibir terpapar sinar matahari yang berlebihan, virus menular seksual yang disebut Human Papillomavirus (HPV) dan sistem kekebalan yang melemah.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, kasus kanker mulut sekitar 5,6 persen dari total kasus kanker pada tahun ini diperkirakan akan meningkat 21,5 persen akibat kurangnya deteksi dini dan gejala yang kerap diabaikan.
"Secara umum Anda harus bisa membedakan sariawan biasa dengan kanker, yaitu waktu penyembuhan sariawan, tingkat sariawan, lokasi, meraba sekitar luka sariawan serta melihat perubahan warna adakah bercak putih dan merah di rongga mulut," ujar dokter spesialis penyakit mulut di RS Mitra Keluarga, Bintaro, Rusmawati dalam siaran persnya.
Menurut dia, selain sariawan dirasakan lebih dari satu bulan, gejala kanker mulut juga ditandai dengan adaya rasa sakit pada rongga mulut yang tidak kunjung sembuh, pembengkakan pada dagu akibat kelenjar limfa submandibular yang membengkak.
Tanda lainnya, rasa mengganjal di tenggorokan yang lama hilang, kesulitan mengunyah dan menelan, gigi goyang atau tanggal di sekitar tumor, muncul benjolan pada leher, penurunan berat badan serta bau mulut.
Menurut sebuah laman, kanker mulut terbentuk ketika sel-sel pada bibir atau mulut mengalami perubahan (mutasi) pada DNA. Sel kanker mulut abnormal yang terkumpul bisa membentuk tumor dan seiring waktu akan menyebar ke dalam mulut dan ke area lain di kepala dan leher atau bagian tubuh lainnya.
Ada sederet faktor yang bisa meningkatkan risiko orang terkena kanker mulut meliputi kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, bibir terpapar sinar matahari yang berlebihan, virus menular seksual yang disebut Human Papillomavirus (HPV) dan sistem kekebalan yang melemah.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, kasus kanker mulut sekitar 5,6 persen dari total kasus kanker pada tahun ini diperkirakan akan meningkat 21,5 persen akibat kurangnya deteksi dini dan gejala yang kerap diabaikan.