Bagi pasangan yang sudah menikah, kehamilan tentu menjadi salah satu momen yang membahagiakan. Agar ibu dan janin bisa menjalani proses kehamilan dengan baik, maka serangkaian pemeriksaan seperti tes USG dan konsultasi kehamilan tentunya menjadi hal yang penting.
Tes Ultrasonografi atau biasa dikenal dengan sebutan USG merupakan suatu tes yang paling umum dilakukan oleh ibu hamil. Tes USG memanfaatkan gelombang berfrekuensi tinggi untuk bisa mendapatkan gambar mengenai kondisi janin dalam kandungan.
Umumnya tes USG ini pertama kali dilakukan ketika kehamilan mulai berusia 6 sampai 8 minggu. Namun, kemungkinan hasilnya masih belum begitu jelas. Ketika kehamilan sudah memasuki usia 13 minggu, maka hasil yang didapatkan pun bisa lebih jelas.
Tes USG juga penting dilakukan sebelum ibu melahirkan, hal ini ditujukan agar mengetahui volume air ketuban, estimasi berat badan bayi, serta kondisi fisiknya. Selain itu, tes USG juga dilakukan agar dapat mengetahui posisi bayi, hal ini penting karena sebagai penentu apakah ibu bisa melahirkan secara normal atau harus dengan cara operasi.
Namun ternyata, ada beberapa tes lain yang perlu dilakukan ibu hamil selain tes USG yang sebenarnya perlu dan penting dilakukan. Berikut ini Edufajrinfo membagika beberapa informasinya.
Tes darah memiliki beberapa tujuan. Pastinya, melalui tes darah ibu hamil bisa mengetahui kadar hemoglobin dan sel-sel darahnya pada batas yang normal atau tidak.
Selain itu, tes darah juga dapat berfungsi untuk mengetahui golongan darah dan resusnya. Jika resus ibu berbeda dengan janinnya, maka harus disuntikan immunoglobulin yang bertujuan agar mencegah terbentuknya antobodi yang berpotensi menimbulkan masalah untuk darah janin.
Kadar gula darah pada ibu juga harus diketahui, terutama bagi ibu yang pernah mengidap gejala diabetes gestasional. Jika terdeteksi memiliki kadar gula darah yang tinggi, maka sang ibu memerlukan obat agar hormon insulin menormalkan kadar gula darahnya, dan panduan untuk menjaga pola makan.
Toksoplasmosis disebabkan oleh T. Gondii, yaitu parasit yang biasanya ditemukan pada kotoran kucing, telur yang masih mentah, dan masakan daging yang tidak terlalu matang. Parasit ini bisa masuk ke tubuh jika tidak membiasakan pola hidup bersih, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan atau setelah bermain dengan kucing.
Other diseases, yang jika diterjemahkan berarti "penyakit-penyakit lain", yaitu mencakup penyakit-penyakit yang berpotensi besar menularkan penyakit Hepatitis B, sifilis, cacar, dan HIV.
Rubella atau campak Jerman dapat menyebabkan janin akan mengalami kecacatan, masalah pada pendengaran, masalah penglihatan, pertumbuhan yang lambat, bahkan kemungkinan terburuknya yaitu janin bisa gugur dalam kandungan atau dapat dilahirkan tetapi dalam kondisi meninggal.
Biasanya, orang dewasa yang terjangkit virus Cytomegalovirus tidak akan menampakan tanda-tandanya. Namun, jika virus tersebut telah menginfeksi janin, maka dapat beresiko mengalami gangguan pendengaran, cacat mental, dan epilepsi.
Ibu yang terjangkit herpes kompleks beresiko besar akan menularkan virus tersebut pada bayinya, baik saat masih berada di dalam kandungan maupun saat proses persalinan. Virus herpes berpotensi merusak saraf otak, saluran pernapasan, serta masalah serius lainnya.
Biasanya NIPT memerlukan proses kurang lebih 14 hari untuk mengetahui hasilnya, yang dapat ditunjukan dengan indikator "positif" atau "negatif". Namun, meskipun hasilnya cukup akurat, tes ini hanya sekedar untuk mendeteksi, bukan untuk diagnosis, sehingga tes ini hanya untuk menginformasikan hasilnya pada orang tua janin terkait kemungkinan janin tersebut mengidap penyakit, dan tindakan selanjutnya tergantung pada orang tua si bayi.
Secara global, tes USG, tes darah, tes TORCH, juga NIPT bertujuan untuk memastikan agar sanga ibu dan janin tetap berada dalam kondisi sehat, atau untuk mendeteksi adanya masalah kandungan, sehingga dapat segera dilakukan penanganan dan tindakan-tindakan preventif lainnya agar tidak semakin memperburuk kondisi ibu dan janin.
Jadi, agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan normal, pastikan agar anak mendapatkan perhatian cukup sejak dalam kandungan dengan menjalani tes-tes untuk kehamilan, dan jangan lupa untuk menjalankan pola hidup yang sehat.
Tes Ultrasonografi atau biasa dikenal dengan sebutan USG merupakan suatu tes yang paling umum dilakukan oleh ibu hamil. Tes USG memanfaatkan gelombang berfrekuensi tinggi untuk bisa mendapatkan gambar mengenai kondisi janin dalam kandungan.
Umumnya tes USG ini pertama kali dilakukan ketika kehamilan mulai berusia 6 sampai 8 minggu. Namun, kemungkinan hasilnya masih belum begitu jelas. Ketika kehamilan sudah memasuki usia 13 minggu, maka hasil yang didapatkan pun bisa lebih jelas.
Tes USG juga penting dilakukan sebelum ibu melahirkan, hal ini ditujukan agar mengetahui volume air ketuban, estimasi berat badan bayi, serta kondisi fisiknya. Selain itu, tes USG juga dilakukan agar dapat mengetahui posisi bayi, hal ini penting karena sebagai penentu apakah ibu bisa melahirkan secara normal atau harus dengan cara operasi.
Namun ternyata, ada beberapa tes lain yang perlu dilakukan ibu hamil selain tes USG yang sebenarnya perlu dan penting dilakukan. Berikut ini Edufajrinfo membagika beberapa informasinya.
1. Tes Darah
Tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi kesehatan ibu dalam keadaan normal atau bermasalah. Melalui tes darah ini, adanya kemungkinan masalah untuk kehamilan bisa diketahui lebih awal, sehingga dapat segera dilakukan tindakan penanganan, agar kondisi ibu dan janin tidak makin memburuk.Tes darah memiliki beberapa tujuan. Pastinya, melalui tes darah ibu hamil bisa mengetahui kadar hemoglobin dan sel-sel darahnya pada batas yang normal atau tidak.
Selain itu, tes darah juga dapat berfungsi untuk mengetahui golongan darah dan resusnya. Jika resus ibu berbeda dengan janinnya, maka harus disuntikan immunoglobulin yang bertujuan agar mencegah terbentuknya antobodi yang berpotensi menimbulkan masalah untuk darah janin.
Kadar gula darah pada ibu juga harus diketahui, terutama bagi ibu yang pernah mengidap gejala diabetes gestasional. Jika terdeteksi memiliki kadar gula darah yang tinggi, maka sang ibu memerlukan obat agar hormon insulin menormalkan kadar gula darahnya, dan panduan untuk menjaga pola makan.
2. Tes TORCH
TORCH adalah singkatan dari Toksoplasmosis, other diseases (penyakit-penyakit lain), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan herpes kompleks. Tes TORCH dilakukan agar bisa mendeteksi apakah ibu terjangkit penyakit yang beresiko menular terhadap janin atau tidak.Toksoplasmosis disebabkan oleh T. Gondii, yaitu parasit yang biasanya ditemukan pada kotoran kucing, telur yang masih mentah, dan masakan daging yang tidak terlalu matang. Parasit ini bisa masuk ke tubuh jika tidak membiasakan pola hidup bersih, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan atau setelah bermain dengan kucing.
Other diseases, yang jika diterjemahkan berarti "penyakit-penyakit lain", yaitu mencakup penyakit-penyakit yang berpotensi besar menularkan penyakit Hepatitis B, sifilis, cacar, dan HIV.
Rubella atau campak Jerman dapat menyebabkan janin akan mengalami kecacatan, masalah pada pendengaran, masalah penglihatan, pertumbuhan yang lambat, bahkan kemungkinan terburuknya yaitu janin bisa gugur dalam kandungan atau dapat dilahirkan tetapi dalam kondisi meninggal.
Biasanya, orang dewasa yang terjangkit virus Cytomegalovirus tidak akan menampakan tanda-tandanya. Namun, jika virus tersebut telah menginfeksi janin, maka dapat beresiko mengalami gangguan pendengaran, cacat mental, dan epilepsi.
Ibu yang terjangkit herpes kompleks beresiko besar akan menularkan virus tersebut pada bayinya, baik saat masih berada di dalam kandungan maupun saat proses persalinan. Virus herpes berpotensi merusak saraf otak, saluran pernapasan, serta masalah serius lainnya.
3. Non-Invasive Prenatal Test (NIPT)
Tes ini dilakukan saat kandungan masih berusia sekitar 10 minggu, dengan cara mengambil sampel darah ibu yang mengandung DNA bayi. Tes ini bertujuan agar mengetahui apakah janin berpotensi memiliki atau tidak. NIPT cukup efektif untuk mendeteksi kelainan Down Syndrome, Edward Syndrome, dan Patau Syndrome.Biasanya NIPT memerlukan proses kurang lebih 14 hari untuk mengetahui hasilnya, yang dapat ditunjukan dengan indikator "positif" atau "negatif". Namun, meskipun hasilnya cukup akurat, tes ini hanya sekedar untuk mendeteksi, bukan untuk diagnosis, sehingga tes ini hanya untuk menginformasikan hasilnya pada orang tua janin terkait kemungkinan janin tersebut mengidap penyakit, dan tindakan selanjutnya tergantung pada orang tua si bayi.
Secara global, tes USG, tes darah, tes TORCH, juga NIPT bertujuan untuk memastikan agar sanga ibu dan janin tetap berada dalam kondisi sehat, atau untuk mendeteksi adanya masalah kandungan, sehingga dapat segera dilakukan penanganan dan tindakan-tindakan preventif lainnya agar tidak semakin memperburuk kondisi ibu dan janin.
Perhatikan Kesehatan Anak Secara Menyeluruh
Anak merupakan pemberian Allah Sang Maha Pencipta, dan tentunya sangatlah berharga. Sebagai orang tua, sudah semestinya untuk menjaga sang anak mulai dari masih berada dalam kandungan, lahir, hingga tumbuh besar.Jadi, agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan normal, pastikan agar anak mendapatkan perhatian cukup sejak dalam kandungan dengan menjalani tes-tes untuk kehamilan, dan jangan lupa untuk menjalankan pola hidup yang sehat.