Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia.
Demam berdarah ringan biasanya ditandai dengan gejala demam tinggi dan beberapa gejala yang mirip flu.
Dilansir dari Mayo Clinic, bentuk demam berdarah yang parah, juga disebut dengan demam berdarah dengue, bisa mengakibatkan pendarahan yang serius, tekanan darah turun secara tiba-tiba (syok), dan bahkan kematian.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, setidaknya terdapat 400 juta kasus demam berdarah yang telah terjadi di seluruh dunia setiap tahun.
Berdasarkan data pada Kementerian Kesehatan RI, terdapat setidaknya sekitar 95.893 kasus yang terjadi di Indonesia pada tahun 2020.
Dengan melihat jumlah kasus yang masif di Indonesia, maka penting untuk mengenal dan memahami lebih mendalam terhadap penyakit yang satu ini.
Dalam beberapa kasus, gejala yang muncul akan cenderung ringan dan mirip seperti gejala orang yang terserang flu atau infeksi lain. Oleh sebab itu, terkadang banyak orang terkecoh.
Beberapa gejala umum demam berdarah adalah sebagai berikut.
- Tiba-tiba demam tinggi (hingga 106 derajat Fahrenheit atau lebih dari 40 derajat)
- Sakit kepala parah
- Kelenjar getah bening yang membengkak
- Nyeri sendi dan otot yang parah
- Ruam kulit (muncul antara dua dan lima hari setelah demam awal)
- Mual ringan sampai berat
- Muntah ringan sampai berat
- Pendarahan ringan dari hidung atau gusi
- Memar ringan di kulit
- Kejang demam
Dua jenis nyamuk yang paling sering menyebarkan virus ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Saat nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, maka virus tersebut akan masuk ke dalam nyamuk.
Kemudian ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, maka virus tersebut akan memasuki aliran darah orang yang digigit dan menyebabkan infeksi.
Setelah sembuh dari demam berdarah, biasanya orang yang terkena demam berdarah memiliki kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus yang menginfeksi.
Ada empat jenis virus yang bisa menyebabkan demam berdarah. Apabila seseorang terkena salah satunya, maka ia akan tetap berpotensi terserang kembali oleh tiga jenis virus lainnya.
Dengan demikian, orang yang pernah terkena demam berdarah masih berpotensi terserang kembali dengan jenis virus yang berbeda.
Jika didiagnosis terinfeksi virus demam berdarah, mungkin pasien akan diberi obat sesuai dengan gejala yang ditimbulkan.
Jika gejala yang muncul adalah demam, mungkin akan diberi obat penurun panas.
Akan tetapi, tidak disarankan mengkonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen karena dapat menyebabkan komplikasi pendarahan.
Selain itu, disarankan juga untuk meminum banyak air mineral untuk menghindari dehidrasi dan istirahat yang cukup.
Di samping itu, perlu diperhatikan bahwa demam berdarah yang parah bisa menyebabkan perdarahan internal dan kerusakan organ tubuh.
Tekanan darah bisa turun ke tingkat yang berbahaya dan menyebabkan syok. Dalam beberapa kasus, demam berdarah yang parah dapat menyebabkan kematian.
Wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan mungkin bisa menularkan virus ke bayi saat melahirkan.
Selain itu, bayi dari wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau gawat janin.
Oleh sebab itu, perlu pemeriksaan oleh ahli medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Demam berdarah ringan biasanya ditandai dengan gejala demam tinggi dan beberapa gejala yang mirip flu.
Dilansir dari Mayo Clinic, bentuk demam berdarah yang parah, juga disebut dengan demam berdarah dengue, bisa mengakibatkan pendarahan yang serius, tekanan darah turun secara tiba-tiba (syok), dan bahkan kematian.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, setidaknya terdapat 400 juta kasus demam berdarah yang telah terjadi di seluruh dunia setiap tahun.
Berdasarkan data pada Kementerian Kesehatan RI, terdapat setidaknya sekitar 95.893 kasus yang terjadi di Indonesia pada tahun 2020.
Dengan melihat jumlah kasus yang masif di Indonesia, maka penting untuk mengenal dan memahami lebih mendalam terhadap penyakit yang satu ini.
Gejala demam berdarah
Mengutip dari Healthline, gejala demam berdarah biasanya baru akan terdeteksi sekitar empat hingga tujuh hari setelah awal terjadinya infeksi.Dalam beberapa kasus, gejala yang muncul akan cenderung ringan dan mirip seperti gejala orang yang terserang flu atau infeksi lain. Oleh sebab itu, terkadang banyak orang terkecoh.
Beberapa gejala umum demam berdarah adalah sebagai berikut.
- Tiba-tiba demam tinggi (hingga 106 derajat Fahrenheit atau lebih dari 40 derajat)
- Sakit kepala parah
- Kelenjar getah bening yang membengkak
- Nyeri sendi dan otot yang parah
- Ruam kulit (muncul antara dua dan lima hari setelah demam awal)
- Mual ringan sampai berat
- Muntah ringan sampai berat
- Pendarahan ringan dari hidung atau gusi
- Memar ringan di kulit
- Kejang demam
Penyebab demam berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue. Virus ini menyebar melalui gigitan nyamuk.Dua jenis nyamuk yang paling sering menyebarkan virus ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Saat nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, maka virus tersebut akan masuk ke dalam nyamuk.
Kemudian ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, maka virus tersebut akan memasuki aliran darah orang yang digigit dan menyebabkan infeksi.
Setelah sembuh dari demam berdarah, biasanya orang yang terkena demam berdarah memiliki kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus yang menginfeksi.
Ada empat jenis virus yang bisa menyebabkan demam berdarah. Apabila seseorang terkena salah satunya, maka ia akan tetap berpotensi terserang kembali oleh tiga jenis virus lainnya.
Dengan demikian, orang yang pernah terkena demam berdarah masih berpotensi terserang kembali dengan jenis virus yang berbeda.
Cara penanganan demam berdarah
Tidak ada penanganan atau pengobatan khusus untuk infeksi dengue.Jika didiagnosis terinfeksi virus demam berdarah, mungkin pasien akan diberi obat sesuai dengan gejala yang ditimbulkan.
Jika gejala yang muncul adalah demam, mungkin akan diberi obat penurun panas.
Akan tetapi, tidak disarankan mengkonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen karena dapat menyebabkan komplikasi pendarahan.
Selain itu, disarankan juga untuk meminum banyak air mineral untuk menghindari dehidrasi dan istirahat yang cukup.
Di samping itu, perlu diperhatikan bahwa demam berdarah yang parah bisa menyebabkan perdarahan internal dan kerusakan organ tubuh.
Tekanan darah bisa turun ke tingkat yang berbahaya dan menyebabkan syok. Dalam beberapa kasus, demam berdarah yang parah dapat menyebabkan kematian.
Wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan mungkin bisa menularkan virus ke bayi saat melahirkan.
Selain itu, bayi dari wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau gawat janin.
Oleh sebab itu, perlu pemeriksaan oleh ahli medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.